GOTVNEWS, Lingga – Indonesia terkenal memiliki keberagaman suku bangsa yang tersebar di seluruh penjuru pulau termasuk di Wilayah Kepri. Salah satu suku tertua yang terdapat di Kepuluan Riau yakni adalah Suku Laut. Berikut ini adalah kehidupan mengenai masyarakat suku asli Kepulauan Riau.
Dilansir dari Kemdikbud, Suku Laut (Sea Nomads) atau Suku Sampan, sering juga disebut sebagai Orang Laut, merupakan suku yang tinggal wilayah perairan di Kepulauan Riau dan sekitarnya.
Disebut sebagai suku laut karena suku ini melakukan seluruh aktivitas sehari-harinya seperti memasak, mencuci, tidur, berburu makanan, dan lain sebagainya di laut.
Orang laut biasanya tinggal disebuah perahu khusus atau disebut juga dengan sampan kajang yang terbuat dari bahan kayu berukuran 1,5 x 5 meter yang diberi atap dari daun mengkuang.
Meski memiliki rumah di daratan, namun orang laut lebih sering hidup berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau lain hingga ke muara sungai (nomaden) tergantung pada musim.
Di Kepulauan Riau, suku laut biasanya banyak ditemukan di beberapa wilayah yang tersebar di pulau-pulau dan muara sungai di Kabupaten Lingga, Batam, Anambas, dan Bintan.
Mata pencaharian orang suku laut umumnya adalah nelayan. Selain itu, mereka juga masih menerapkan sistem barter sebagai alat transaksi untuk tukar menukar barang.
Menurut data dari harian kompas, diperkirakan ada sebanyak 44 kelompok suku laut yang mendiami wilayah perairan Kepulauan Riau, 30 kelompok diantaranya tersebar di pulau-pulau kecil disekitar Kabupaten Lingga.
Diketahui, Pemerintah Provinsi Kepri telah melakukan upaya revitalisasi pembangunan 200 unit rumah bagi masyarakat suku laut di Kabupaten Lingga dengan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 7 miliar.
Upaya ini sebagai wujud dari komitmen pemerataan pembangunan dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh lapisan warga.
Namun disisi lain, tingkat kesejahteraan pendidikan masih belum secara menyeluruh dirasakan oleh masyarakat suku laut yang ada di Kepulauan Riau.
Masyarakat suku laut sebagian besar masih banyak yang buta huruf karena mereka rata-rata hanya menempuh pendidikan sampai tamat SD dan SMP.(Frh)