Karimun

Bupati Karimun Siapkan Strategi Atasi Kelangkaan Bahan Pokok

GOTVNEWS, Karimun– Menghadapi kelangkaan sejumlah kebutuhan pokok yang sedang terjadi, Pemerintah Kabupaten Karimun mengambil langkah konkret untuk menstabilkan distribusi dan harga di lapangan.

Bupati Karimun, Iskandarsyah, mengatakan bahwa keterbatasan produksi lokal dan ketergantungan pada pasokan dari luar daerah menjadi faktor utama terjadinya kekosongan barang di pasaran.

“Karimun bukan daerah produsen. Ada beberapa komoditas yang bisa diproduksi di sini, tapi jumlahnya sangat terbatas. Minyak tidak bisa, gula juga tidak, dan beras pun sedang diupayakan meski lahannya tidak optimal,” ucap iskandar, Selasa (5/8/2025).

Menurutnya, hampir seluruh kebutuhan pokok masyarakat Karimun masih mengandalkan pasokan dari luar daerah seperti Batam, Aceh, Medan, Padang, bahkan sampai Nusa Tenggara Timur. Ia juga menjelaskan bahwa kualitas dan harga produk menjadi faktor penting dalam menentukan jalur distribusi.

“Beberapa barang memang tidak harus melalui Batam. Contohnya cabai rawit dan cabai besar, sebagian langsung dari Pekanbaru karena produksi lokal tidak mencukupi. Tapi memang barang dari Batam kadang lebih murah dan berkualitas,” sambungnya.

Untuk menekan laju inflasi dan memastikan ketersediaan barang, Pemerintah Kabupaten Karimun tengah menyiapkan langkah konkret. Salah satunya adalah membangun gudang penyimpanan pangan atau cold storage melalui anggaran APBD atau lewat BUMD.

“Kami sedang mengupayakan tempat penyimpanan pangan. Nanti bisa digunakan untuk menjaga stok kebutuhan pokok, terutama saat kondisi distribusi terganggu,” tegasnya.

Selain itu, Pemkab Karimun juga terus berkoordinasi dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar, khususnya untuk komoditas beras SPHP. Operasi ini telah dilaksanakan bergilir di beberapa wilayah, termasuk di Kundur dan Moro, yang sebelumnya sempat dilaporkan mengalami kelangkaan.

“Selama Agustus ini kami adakan operasi pasar khusus beras SPHP. Contohnya di Pasar Teluk Uma hari ini. Satu kampit dijual Rp59 ribu, sementara harga pasar Rp65 ribu. Kuotanya dua kampit per KK dengan berat masing-masing 5 kg,” tutupnya.

Bupati Iskandarsyah menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau harga dan ketersediaan barang agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi, terutama di tengah dinamika pasokan yang tak menentu. (Ald)

Berita Terkait