GOTVNEWS, Tanjungpinang – Kantor Pos Tanjungpinang memastikan tidak ada transaksi pembelian materai senilai Rp 2 miliar. Pernyataan ini menyusul kabar investasi bodong miliaran rupiah yang menyeret karyawan agen pos Batu 10 di Tanjungpinang.
Kepala Kantor Pos Tanjungpinang, Eksekutif Manager Eko Pradinata mengatakan pembelian materai di Kantor Pos tidak ada catatan penjualan materai mencapai Rp 2 miliar.
“Tidak ada pembelian materai sebesar itu,” jelas dia.
- Baca juga: Modus Bisnis Materai, Polisi Selidiki Investasi Bodong Miliaran Rupiah di Tanjungpinang
- Baca juga: Polisi Telusuri Dugaan Korupsi PT Pelabuhan Kepri, Belasan Saksi Diperiksa
Menurut Eko, terduga pelaku juga bukan karyawan PT POS Indonesia, melainkan pekerja di agen pos Batu 10. Dia menjelaskan, secara struktur perusahaan agen atau terduga pelaku berinisial YN itu bukan karyawan.
“Agen Batu 10 oknum itu. Siapa aja bisa jadi agen, dia perorangan,” kata dia, Selasa (4/7/2023).
Eko tak mengetahui pasti Eko modus yang digunakan YN untuk mengelabuhi para korban-korbannya, namun ia menduga terduga pelaku memanfaatkan aplikasi Pospay untuk membeli materai.
“Modusnya di Pospay ini mungkin, cuma transfer uang saja, dan Pospay itu bisa di download di Play Store,” ujarnya.
- Baca juga: Polisi Periksa Saksi Ahli, Forensik dan Ahli Pidana Untuk Tentukan Pidana Dugaan Malpraktek di RSUD RAT
- Baca juga: Diduga Cemburu, Dancer Clasix Tanjungpinang Dipukul Botol oleh Pengunjung
Setelah dipesan, materai fisik tersebut langsung diantarkan ke lokasi rumah konsumen yang memesannya, dengan harga yang telah ditetapkan sesuai aturan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yakni materai Rp 10 ribu tetap dijual dengan harga Rp 10 ribu.
“Saya tegaskan juga tidak ada feenya dalam pembelian materai. Dan tidak ada karyawan Kantor Pos terlibat. Itu karyawan agen pos,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Satreskrim Polresta Tanjungpinang telah menerima laporan investasi bodong modus penjualan materai senilai Rp. 2 Miliar itu sejak 24 Juni 2023 yang lalu.
Polisi telah memeriksa sejumlah saksi yang terdiri dari pelapor hingga terlapor. Bahkan, pihaknya tengah mengumpulkan barang bukti, berupa bukti transfer dari para korban.
“Saat ini masih kita dalami. Untuk tindak pidana ini baru satu orang pelapor. Saksi-saksi telah diperiksa,” kata Kombes Ompusunggu.(Zpl)
