GOTVNEWS, Tanjungpinang – Pulau Penyengat di Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau merupakan destinasi wisata religi yang wajib kamu kunjungi, pasalnya pulau ini menyimpan berbagai situs bersejarah peninggalan Kerajaan Riau.
Dari pusat Kota Tanjungpinang, Pulau Penyengat bisa dijangkau dengan menggunakan kapal pompong atau perahu bermotor. Perjalanan untuk menyebrangi Pulau Penyengat memakan waktu sekitar 10 hingga 15 menit.
Setibanya di Pulau ini pengunjung akan disambut oleh megahnya bangunan Masjid Sultan Riau, dinding bangunan Masjid ini didominasi warna kuning dengan aksen hijau.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Masjid Raya Sultan Riau pertama kali dibangun pada 1803.
Masjid Sultan Riau merupakan salah satu Masjid unik konon, Masjid tersebut dibangun dengan campuran putih telur sebagai perekat. Di dalam Masjid pengujung dapat menemukan kitab Al Quraan yang ditulis tangan oleh penduduk pulau penyengat pada abad ke-18.
Pulau yang memiliki ukuran panjang 2.000 meter dan lebar 850 meter, juga terdapat komplek makam raja raja yang dapat dikunjungi untuk berziarah, diantaranya Komplek Makam Engku Putri Raja Hamidah dan Raja Ali H kemudian Komplek Makam Raja Abdurrahman. Ada juga Komplek Makam Raja Jakfar dan Komplek Makam Raja Haji Fisabilillah.
Terdapat juga bangunan Gedung Mesiu, bentuk bangunanya menyerupai Masjid dengan dilengkapi kubah di bagian atapnya.
Dahulunya Gedung Mesiu merupakan gedung yang digunakan untuk menyimpan bubuk mesiu saat terjadi peperangan. Gedung ini didirikan pada masa kejayaan kerajaan Riau.
Kemudian pengunjung juga dapat menemukan bangunan adat tradisional, seperti bangunan Balai Adat Melayu Riau. Dibalai adat ini pengunjung dapat bersua foto dengan menggunakan baju adat Melayu yang sudah disediakan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Raja Heri Mokhrizal, mengatakan, Pulau Penyengat merupakan salah satu destinasi unggulan yang ada di Provinsi Kepri.
Terdapat berbagai bangunan yang kini dijadikan aktivitas budaya bagi masyarakat setempat pada hari besar keagamaan.
“Balai adat dijadikan pusat aktifitas budaya secara rutin seperti menampilkan tari zapin, penyewaan baju adat untuk pengunjung yang datang. Pengunjung juga bisa menikmati kuliner khas Melayu seperti pasar warisan,” katanya.
Lebih lanjut, Raja Heri Mokhrizal, saat ini Pemprov Kepri sudah mulai membenahi Pulau Penyengat agar semakin menarik wisatawan untuk berkunjung ke pulau yang penuh nilai sejarah.(San)