TERBARU

Metropolis

Ribuan Ikan Mati Mendadak, Kelompok Pembudidaya di Bintan Rugi Rp 2 Miliar

GOTVNEWS, Tanjungpinang – Ribuan ikan kerapu dan kakap putih di belasan Keramba Jaring Apung (KJA) di kawasan Jalan Selat Bintan II, Desa Pengujan Kabupaten Bintan, mati secara massal.

Kamarudin Ketua Kelompok Budidaya Ikan Desa Pengujan Bintan mengatakan, belasan KJA itu diketahui milik 17 kelompok budi daya kerapu dan kakap yang ada di pesisir Desa Pengujan.

“Kondisi seperti sudah terjadi sejak Januari, setiap hari ada yang mati, kayak ikan kerapu dan kakap untuk pembesaran dan pembibitan. Sehari bisa sampai ratusan ekor, rata-rata ukuran 9 cm keatas,” kata Kamarudin, Rabu (26/4/2023).

Saat ini, jelas dia, hanya ada 500 ekor ikan kerapu cantik yang tersisa di KJA miliknya.

Sementara ikan kakap putih, hanya tersisa belasan ekor saja, dari 6000 ekor yang dibudidayakan sejak November 2022 yang lalu.

Dia menjelaskan, kondisi yang dialaminya itu juga terjadi pada 16 kelompok budidaya ikan lainnya.

Sebab, KJA kelompok lainnya terletak di perairan yang sama, yakni di Selat Bintan II.

Rata-rata, sebut dia, ikan yang mati ini disebabkan mengalami penyakit mulut merah, badan luka, serta sirip dan ekor putus.

Bahkan, ada ikan yang badan menghitam dan sirip lepas usai mengalami kematian.

Kondisi ini paling parah yang dia alami, selama beberapa tahun menjadi pelaku usaha pembudidaya ikan kerapu dan kakap putih.

Hingga saat ini, dia bahkan tidak mengetahui secara pasti penyebab kematian massal ikan miliknya.

Namun dia menduga, kematian ribuan ikan miliknya itu disebabkan adanya lumpur anyau, yang dialirkan PT Terminal Budi Daya Bintan di Sungai Katang, dan bermuara atau mengalir ke perairan Selat Bintan II.

“Ini dugaan kami, kita pun tidak bisa sembarangan menuduh. Dari hasil Lab juga menyatakan, ikan yang mati positif parasit, sementara parasit berasal dari lumpur,” jelas dia.

Atas kejadian itu, Kamarudin saat ini sama sekali tidak bisa membudidayakan ikan kerapu maupun kakap putih. Sebab, air laut selat Bintan II tidak lagi baik untuk dua jenis ikan tersebut.

“Kita sudah laporkan ke DLH dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri. Besok Kamis, kita akan dipanggil,” kata Kamarudin.

Sementara itu, Hoeslab, pelaku usaha budidaya ikan lainnya menuturkan setidaknya total kerugian yang dialami 17 kelompok budi daya ikan di Desa Pengujan, mencapai Rp. 2 Miliar.

Dia menerangkan, air laut yang mengandung lumpur anyau meluap dan mengalir ke kolam maupun keramba milik belasan kelompok budidaya ikan, sejak Januari yang lalu.

“Ikan Kerapu dan kakap putih yang mayi secara massal tersebut terjadi setiap hari di kolam dan keramba. Sejak Januari hingga saat ini, ” kata Hoeslab.

Hoeslab menyampaikan, budidaya ikan Kerapu dan kakap putih di Desa Pengujan Kecamatan Penaga Kabupaten Bintan merupakan usaha pembibitan dan pembesaran terbesar yang ada di Provinsi Kepri.

Kelompok nelayan budidaya ini menerima bantuan bibit ikan, jaring maupun keramba dari pemerintah daerah selama ini. Hasil budidaya ikan ini dipasarkan di daerah Natuna, Anambas hingga Lingga.

“Yang pemasaran di Kabupaten Kepulauan Anambas untuk budidaya pembesaran yang akan di eskpor ke Hongkong. Dalam sebulan mencapai 19-20 ton,” tutupnya.(Zpl)

Berita Terkait