Ekonomi

Ekspor-Impor Kepri Terus Melonjak, Neraca Perdagangan Surplus US$859 Juta

GOTVNEWS, Tanjungpinang – Kinerja perdagangan internasional Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencatat, nilai ekspor daerah ini pada Januari–Mei 2025 mencapai US$10,42 miliar, naik signifikan sebesar 34,75 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan ekspor tersebut ditopang oleh lonjakan ekspor nonmigas yang mencapai US$8,66 miliar, tumbuh sebesar 40,12 persen dibanding Januari–Mei 2024. Sementara itu, sektor migas juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 13,29 persen, dengan nilai mencapai US$1,75 miliar.

Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Kepri, menyerap produk senilai US$2,12 miliar atau sekitar 24,49 persen dari total ekspor nonmigas. Sedangkan untuk migas, Singapura mendominasi sebagai pasar utama dengan nilai mencapai US$1,14 miliar, setara 65,63 persen dari total ekspor migas.

Golongan barang mesin dan peralatan listrik (HS 85) menjadi kontributor utama ekspor nonmigas Kepri, dengan nilai mencapai US$4,2 miliar atau hampir setengah dari total ekspor nonmigas. Komoditas unggulan lainnya termasuk mesin/pesawat mekanik, kapal laut, bahan kimia, dan produk coklat.

Dari sisi pelabuhan, ekspor terbesar dilakukan melalui Pelabuhan Batu Ampar yang menyumbang US$5,91 miliar, diikuti oleh Tanjung Balai Karimun, Sekupang, Kabil, dan Kijang. Kelima pelabuhan ini berkontribusi lebih dari 90 persen terhadap total ekspor Kepri selama lima bulan pertama tahun ini.

Di sisi impor, Kepri juga mencatat pertumbuhan yang signifikan. Nilai impor Januari–Mei 2025 mencapai US$9,55 miliar, meningkat tajam sebesar 45,74 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Peningkatan terbesar berasal dari sektor migas yang naik lebih dari 104 persen, dan nonmigas yang tumbuh 38,25 persen.

Cina menjadi negara pemasok utama dengan nilai impor mencapai US$3,44 miliar, terutama untuk barang nonmigas seperti mesin, peralatan listrik, dan bahan baku industri. Sementara untuk migas, pemasok terbesar berasal dari Federasi Rusia dengan nilai US$707 juta.

Pelabuhan Batu Ampar, Batam kembali mendominasi sebagai pintu masuk utama barang impor dengan nilai US$4,59 miliar, diikuti Sekupang, Tanjung Balai Karimun, Kijang, dan Tanjungpinang. 

“Dari sisi volume, Pelabuhan Tanjung Balai Karimun mencatat volume impor tertinggi sebanyak 1,75 juta ton,” tulis BPS Kepri dalam keterangan resminya, Selasa (8/7/2025).

Secara keseluruhan, neraca perdagangan Kepri pada Januari–Mei 2025 mengalami surplus sebesar US$859,34 juta. Surplus ini didorong oleh keunggulan nilai ekspor baik di sektor migas (US$231,17 juta) maupun nonmigas (US$628,16 juta), mencerminkan ketahanan dan daya saing industri Kepri di pasar global. (Alt)

Berita Terkait