Karimun

Hasil Lab Keluar, Dinkes Karimun Ungkap Penyebab Siswa SMPN 2 Keracunan MBG

GOTVNEWS, Karimun – Hasil uji laboratorium Balai Teknis Kesehatan Lingkungan (BTKL) Batam terhadap sampel Makan Bergizi Gratis (MBG) Siswa SMP Negeri 2 Karimun telah di rilis.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Soerjadi, memastikan penyebab keracunan massal akibat bakteri di telur dan acar.

Adapun pemeriksaan sampel sebelumnya meliputi nasi, tempe, semangka, telur sambal dan acar.

“Kita dapati positif di acar dan telur sambal itu ditemukan bakteri,” ungkap Soerjadi.

Ia menjelaskan, pada olahan telur dan acar didapati cemaran tiga jenis bakteri yakni
Escherichia coli (E-coli), Staphylococcus, dan Coliform.

Jenis bakteri ini ditemukan mulai dari sampel di SPPG, lalu sampel di sekolah sebelum dikonsumsi dan sisa makanan yang dibawa dari sekolah ke SPPG.

“Di acar yang di SPPG awal itu ditemukan bakteri E-Coli dan Coliform. Begitu juga di telur. Di makanan SPPG yang sudah sampai di sekolah tapi belum dimakan siswa sama, dan malah ada tambahan lagi bakteri yaitu Staphylococcus,” jelasnya.

Menurut Soerjadi, bakteri E-Coli dan Coliform lebih sering muncul pada penggunaan air yang terkontaminasi. Sementara bakteri jenis Staphylococcus biasanya berasal dari higienitas yang kurang maksimal.

“E-Coli dan Coliform lebih ke air yang terkontaminasi. Tapi kalau Staphylococcus kemungkinan dari higien, kebersihan kita yang mungkin tidak maksimal. Makanya sampel awal di SPPG tidak kita temukan, tapi di sampel di sekolah ketemu, itu bisa saja tertular dari tangan,” bebernya.

Soerjadi menambahkan, ketiga jenis bakteri ini menyebabkan terjadinya reaksi yang menyerang sistem pencernaan, terutama dari bakteri Escherichia coli dan Coliform.

“Jadi terganggunya pencernaan itu disebabkan dari makanan yang di makan,” ujarnya.

Setelah hasil uji lab ini, Dinas Kesehatan akan segera merekomendasikan kepada SPPG untuk mengevaluasi beberapa hal penting, termasuk untuk mengganti sumber air yang digunakan.

“Sebagus apapun menu kita, bahan-bahannya berkualitas, akan tetapi dicuci dengan air yang terkontaminasi bakteri itu tidak bagus. Kami rekomkan untuk memakai sumber air yang sudah bersertifikat SLHS,” tutupnya. (yh)

Berita Terkait