GOTVNEWS, Tanjungpinang – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) mulai membahas potensi kerja sama ekspor produk kelautan dan perikanan ke pasar Amerika Serikat. Upaya ini untuk memperkuat sektor kelautan dan perikanan sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi daerah.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura melalui audiensi dengan Mr. Thomas James Kraft, Senior Adviser Norpac Fisheries Export dan CEO TJKraft, di Rupatama Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Selasa (20/5/2025).
Selain itu, forum ini juga menjadi langkah awal untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal melalui pengolahan hasil perikanan, serta membangun jejaring bisnis antara pelaku usaha Kepri dengan mitra internasional seperti Norpac.
“Fokus kami antara lain pada ketahanan pangan laut, ekspor hasil perikanan budidaya dan produk olahan, pengembangan kampung perikanan budidaya, kawasan aquaculture estate yang berkelanjutan, serta penciptaan sentra-sentra pengolahan hasil kelautan dan perikanan,” ungkap Nyanyang.
Konsep ini dikembangkan melalui program “Merajut Permata Biru Ekonomi Gerbang Utara Indonesia” yang selaras dengan kebijakan nasional ekonomi biru.
Nyanyang juga mengapresiasi kontribusi PT. Bintan Inti Gemilang (PT BIG) yang telah memulai pengolahan dan ekspor produk perikanan dari Kabupaten Bintan.
“Keberadaan fasilitas ini telah menciptakan peluang kerja dan memberikan dampak positif terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi daerah,” tuturnya.
Dalam pertemuan tersebut, Mr. Thomas James Kraft menegaskan pentingnya keseimbangan antara pelestarian sumber daya laut dan penciptaan peluang ekonomi bagi komunitas pesisir.
“Selama puluhan tahun, ikan hasil tangkapan nelayan kecil di Kepulauan Riau diekspor dalam bentuk utuh tanpa memberi nilai tambah signifikan bagi komunitas lokal,” ujarnya.
“Proyek ini mengubah realitas itu, dengan membangun fasilitas pengolahan dan infrastruktur teknis yang memungkinkan produk Kepri bersaing di pasar global,” sambungnya.
Ia juga memaparkan dampak sosial dan ekonomi dari proyek ini. Dengan sekitar 2.500 kapal ikan yang rata-rata diawaki oleh 15 orang per kapal, sektor ini menopang lebih dari 37.500 mata pencaharian.
Selain itu, fasilitas PT BIG telah merekrut 60 tenaga kerja lokal untuk posisi mulai dari tenaga pengolah profesional hingga ahli teknologi, keuangan, dan logistik.
“Proyek ini diperkirakan memberikan dampak positif bagi lebih dari 39.000 jiwa di wilayah ini,” imbuhnya.
Ekspor perdana produk olahan PT BIG telah dilakukan, disaksikan oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Bupati Bintan dan pejabat kelautan. Dukungan pemerintah di berbagai level menjadi bukti kepercayaan terhadap transformasi industri perikanan berbasis lokal. (Alt)