GOTVNEWS, Jakarta – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya angka perceraian di Indonesia. Ia mengajak seluruh jajaran Kementerian Agama (Kemenag) untuk turut berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat guna menekan angka perceraian.
Nasaruddin Umar juga menekankan pentingnya peran penghulu tidak hanya sebagai pencatat nikah, tetapi juga sebagai pendidik dan konselor bagi pasangan.
“Penghulu itu bukan hanya mencatatkan nikah,” kata Menag dalam arahannya pada pelatihan Training Komunikasi dan Konseling untuk Penghulu Berbasis AI TalentDNA.
“Anda semua juga harus mampu mengedukasi masyarakat mengenai arti penting pernikahan. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi menjadi hal yang sangat penting,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Menag mengungkapkan data yang menunjukkan bahwa 60 persen perceraian di Indonesia terjadi pada pasangan yang menikah kurang dari lima tahun. Menurutnya, hal ini berdampak langsung pada perempuan dan anak-anak yang sering menjadi korban perceraian.
“Kita harus prihatin. Oleh karena itu, penghulu dan penyuluh agama harus mampu memberikan edukasi dan konseling di wilayahnya masing-masing. Ini tugas kita bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Bina KUA dan Keluarga Kemenag, Cecep Khairul Anwar, berharap pelatihan ini menjadi langkah awal dalam menciptakan pendekatan bimbingan perkawinan yang lebih baik di masyarakat.
“Kami berharap ke depan, seluruh penghulu dapat dibekali pengetahuan dan keterampilan seperti ini untuk mendukung tugas mereka,” ujarnya.
Saat ini, Indonesia memiliki 9.333 penghulu, yang terdiri dari 8.661 penghulu berstatus PNS dan 672 berstatus PPPK. Sepanjang tahun 2024, tercatat lebih dari 2,5 juta peristiwa pernikahan di Indonesia. (Alt)