GOTVNEWS, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Februari 2025 mengalami defisit sebesar Rp 31,2 triliun atau 0,13% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit ini setara dengan 5,1% dari target tahunan, sementara penarikan utang telah mencapai Rp 220,1 triliun atau 35,7% dari target Rp 616,2 triliun.
Meski demikian, Sri Mulyani memastikan defisit APBN hingga akhir 2025 tetap sesuai proyeksi pemerintah, yaitu Rp 616,2 triliun atau 2,53% dari PDB.
Diketahui, realisasi belanja negara hingga akhir Februari tercatat Rp 348,1 triliun, lebih besar dibandingkan pendapatan negara yang mencapai Rp 316,9 triliun.
Sri Mulyani meminta semua pihak bersabar dan memastikan Kemenkeu akan menyusun laporan semester (lapsem) 2025 untuk dilaporkan ke Kabinet Merah Putih dan DPR RI.
Kemenkeu juga akan berupaya menutupi kehilangan pendapatan, termasuk dari PPN 12 persen yang batal diberlakukan.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto berfokus pada dua hal terkait urusan belanja negara, yaitu efisiensi anggaran dengan melarang pemborosan dan fokus pada program prioritas.(frh)