GOTVNEWS, Batam – BP Batam membentuk tim gabungan identifikasi bersama TNI-Polri untuk menekan angka kehilangan air bersih akibat sambungan ilegal.
Direktur Badan Usaha SPAM BP Batam Denny Tondano mengatakan bahwa terdapat total kehilangan air bersih di Batam hampir 500 liter per detik akibat sambungan ilegal
“Jika 500lt/dt ini bisa diamankan, kita surplus 200lt/dt. Kami telusuri dan cari, kehilangan yang cukup besar,” kata Denny.
Ia mengatakan bahwa saat ini angka kehilangan air Batam masih ada di angka 19-20 persen. Sebagai pembanding ia menuturkan tingkat kehilangan air di DKI Jakarta berkisar 40 persen, Jawa Barat 38 persen, Singapura masih juga di angka 9 persen.
“Angka kita memang lebih baik dari Jakarta, Jabar, tapi kita terus mau tingkatkan dengan target ya dekat lah dengan tetangga. Ini acuan kita,” katanya.
Denny menjabarkan kondisi spesifik kehilangan air di Batam terdeteksi, terbesar ada di wilayah Duriangkang-Jodoh-Nagoya-Sengkuang.
“Jodoh kita indentifikasi 26 persen air hilang. Kami kirimkan sebanyak 241,005 lt/dt, yang terbaca dimeteran hanya 178,341 Lt/dt saja. Artinya teridentifikasi kehilangan air yang besar di wilayah ini, menyebabkan kekurangan air di wilayah tersebut (Jodoh),” terangnya.
“Kondisi ini akan merugikan masyarakat dan negara. Siapa yang paling terdampak. Adalah masyarakat, tetangganya yang justru terdampak bisa jadi debit air lebih sedikit. Air terserap untuk kegiatan illegal melalui sambungan tanpa meteran,” tambah Denny.
Menurutnya, dari total 2136 sambungan tanpa meter (illegal inspection & connection) dan baru 900an dilakukan pemutusan. Sehingga masih ada 1000-an lebih sambungan illegal yang terdeteksi.
Dengan kondisi tersebut ia mengajak instansi terkait bersinergi memberikan masukan saran dan dukungan untuk menindaklanjuti hal tersebut.
“Tujuan kami adalah untuk menekan kehilangan air dan mengedukasi masyarakat. Arahan Kepala BP Batam Bapak Muhammad Rudi adalah pelayanan air harus bagus, semua harus terlayani dengan baik. Inilah kenapa kami bergerak. Mudah mudah dalam 1 – 2 minggu kita bisa turunkan menjadi 18 persen. Untuk itu kami butuh kerja sama dan sinergi Bapak-Bapak,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Pemerika Intern BP Batam Konstantin Siboro mengatakan bahwa sangat disayangkan kondisi kehilangan air yang terjadi dan ia harapkan dapat segera ditangani sesuai aturan yang berlaku.
“Banyak keluhan masyarakat tentang kekurangan air, tapi di sisi lain kegiatan illegal pencurian air juga makin marak. Ini yang harus segera ditindaklanjuti. Ada kerugian bagi masyarakat dan juga negara,” kata Siboro.(*/Brm)