GOTVNEWS, Karimun – Salah satu penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) yakni SD Negeri 013 Karimun sangat menyayangkan penutupan sementara dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pasca insiden dugaan keracunan.
Kepala Sekolah SD Negeri Karimun, Riva Nurillah, mengaku program unggulan Pemerintah itu dinilai cukup membantu para orang tua.
“Selama MBG ini ada banyak orang tua siswa yang mengaku mengurangi porsi uang jajan anak karena sudah dapat jatah makan di sekolah,” ujar Kepala Sekolah SD Negeri Karimun, Riva Nurillah.
Menurutnya, adanya program MBG sangat bermanfaat bagi siswa dan juga guru. Pasalnya para guru tidak harus mengeluarkan biaya lebih untuk memenuhi kebutuhan makan siang selama proses belajar mengajar berlangsung.
“Bukan cuma murid, guru-guru juga. Jadi mereka juga ikut makan. Mana anak-anak yang absen porsi itu yang mereka makan. Berkurang juga biaya makan siang mereka,” katanya.
Riva menyebut selama ini seluruh siswa cukup antusias dan senang dengan beragam menu yang disajikan oleh dapur SPPG. Namun, ada beberapa anak yang memang tidak ikut mengkonsumsi dikarenakan faktor selera.
“Kami juga tidak boleh paksa anak untuk ikut makan. Jadi soal selera itu memang relatif. Ada anak yang tidak mau, bisa dikasih ke temannya yang suka dengan menunya,” jelasnya.
Sejak diterapkannya program MBG, Riva mengaku belum pernah mendapat keluhan kesehatan dari para siswa.
Bahkan di hari yang sama pada saat peristiwa dugaan keracunan massal, seluruh siswanya juga mendapat porsi dan menu serupa karena masih dalam cakupan wilayah dapur SPPG yang sama.
“Kejadian kemarin menu kami sama. Tapi anak-anak saya tanya baik dan aman saja. Jadi kita juga tidak tau apa penyebabnya,” terangnya.
Riva berharap program MBG ini bisa terus dilanjutkan karena memiliki dampak positif terhadap pemenuhan gizi anak maupun beban ekonomi para orang tua.
“Kami sangat terima kasih adanya program ini, makan anak-anak terjamin. Jadi kami sangat mendukung,” tutupnya.(yh)
