GOTVNEWS, Tanjungpinang – Tak sekedar wisata menikmati pesona alamnya. Berkunjung ke kawasan wisata Hutan Lindung Bukit Kucing, Kota Tanjungpinang pengunjung bisa menemukan salah satu peninggalan sejarah yang disebut-sebut peninggalan masa penjajahan Jepang.
Selain menyajikan pemandangan hutan yang alami dan sejuk, yang menjadi daya tarik wisata di Hutan Lindung Batu Kucing tersebut yakni terdapat Batu Menangis. Titik ini juga menjadi sumber air utama bagi warga setempat.
Sumber air terletak persis di tengah Hutan Lindung Bukit Kucing itu, menjadi andalan bagi warga sekitar. Uniknya, air di lokasi tersebut mengalir dari belahan batu.
Jika musim hujan, air yang keluar dari batu tersebut debitnya bisa makin banyak. Namun, jika musim kemarau tiba, debit air itu pun akan surut meski tidak sampai kering.
Kemudian, Di dalam hutan lindung ini juga terdapat pemakaman kuno Tionghoa. Ini menjadi salah satu bukti bahwa di masa dulu hutan ini juga pernah ditempati sebagai pemukiman.
Di hutan lindung ini, masyarakat bisa masuk kedalamnya serta melakukan kegiatan rekreasi seperti jogging, berjalan, berkemah, jalan-jalan dan berenang, ataupun menjalankan aktivitas sehari-hari seperti mencuci, mandi dan mengambil air.
Bahkan, yang lebih menarik laki pengunjung yang datang ke Hutan Lindung Bukit Kucing ini juga bisa menikmati panorama Kota Tanjungpinang dari atas. Dan jika sudah memasuki areal hutannya lebih dalam, pengunjung seakan sedang tidak berada di tengah-tengah perkotaan.
Oleh karena itu, hutan tersebut tidak hanya menjadi kawasan ekowisata saja, namun agar tetap terjaga kelestarian lingkungannya, pemerintah juga sering menjadikan kawasan Hutan Lindung Bukit Kucing sebagai lokasi penanaman bibit pohon yang tujuannya untuk merehabilitasi hutan lindung yang kerap kali terbakar.
Sebagai fungsi konservasi, Hutan Lindung Bukit Kucing merupakan habitat berbagai jenis burung, serangga, reptil dan mamalia. Burung-burung predator memegang peranan penting dalam terjaganya ekosistem di hutan ini.
Hutan Lindung Bukit Kucing juga merupakan hutan yang terdiri dari kumpulan vegetasi unik di Tanjungpinang, seperti pohon Melaleuca, pohon akasia, pohon dari family Dipterocarpaceae dan semak kantung semar atau Nephentes sp.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Guntur Sakti mengatakan, Museum Raja Ali Haji merupakan salah satu destinasi wisata dan memiliki daya tarik wisata di Kepri, khususnya di Kota Batam.
“Penetapan itu tertuang dalam SK Gubernur Kepri Nomor 1263 tahun 2022,” katanya.
Hingga kini pemerintah terus melakukan pembenahan terhadap sarana dan prasarana penunjang lainnya berupa toilet, camping, ground, outbond, jogging track dan lainnya. (Zpl)