GOTVNEWS, Tanjungpinang – Mendagri Tito Karnavian mengakui capaian pertumbuhan ekonomi di Kepri sangat baik. Ini tentunya tidak terlepas dari peran besar sektor swasta yang ikut mendorong perekonomian dangan baik.
“Saya akui, tidak semua daerah bisa tumbuh perekonomiannya secara bagus, karena peran pemerintah dan juga swasta,” jelas Tito.
Dalam Rakor itu, Tito menekankan banyak faktor yang mempengaruhi inflasi yang terjadi di tanah air seperti, kenaikan harga bahan pokok dalam waktu yang lama, peredaran uang yang sangat banyak, kenaikan suka bunga.
Kemudian suplai barang kurang, distribusi barang mengalami gangguan serta mahalnya harga subsidi pupuk.
“Saya mendorong setiap Pemda termasuk Kepri, untuk terus kreatif meningkatkan PAD guna membangun kemandirian fiskal. Sehingga program pembangunan yang dilakukan daerah berjalan maksimal, dan muaranya bisa meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan daerah itu sendiri,” jelas Tito. (Zpl)
Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyebutkan kinerja bersama kepala daerah membuat Kepri meraih capaian terbaik.
Hal itu disampaikan Ansar Ahmad saat mendampingi Mendagri RI Tito Karnavian di Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi, Evaluasi Pelaksanaan APBD TA 2022 Sekaligus Evaluasi APBD Triwulan I TA 2023 Provinsi Kepri, bertempat di Grand Ballroom Hotel Marriot Harbour Bay Kota Batam.
Dalam Pemaparannya, Ansar menyampaikan, pertumbuhan ekonomi tahun 2021 mencapai 1,66 persen karena pandemi Covid 19.
Kemudian tumbuh menjadi 5,09 persen tahun 2022. Selanjutnya Indeks Kerukunan Umat Beragama sebagai yang terbaik ke 2 se-Sumatera dengan nilai 74,78.
“Ada indeks kemiskinan Kepri terus menurun diangka 6,03 jauh berada dibawah angka kemiskinan nasional yakni 9,54 persen. Indeks pendidikan di Kepri menempati posisi terbaik ke 4 secara nasional, serta kualitas kesehatan terus membaik,” ucap Ansar.
Angka pengangguran di Kepri, sebut Ansar, terus berkurang dan mengalami penurunan, kunjungan wisatawan ke Kepri terus meningkat.
Dimana sepanjang tahun 2022 wisman masuk mencapai 785.155, jumlah ini naik jika dibandingkan tahun 2021 saat pandemi covid jumlah wisman hanya mencapai 24.332.
“Lalu Visa On Arrival (Voa) khusus kunjungan wisman selama 1 bulan mencapai Rp 500 ribu, itu masih terlalu tinggi dan angka itu masih bisa diturunkan, mengingat kunjungan wisman ke Kepri rata-rata 3 hingga 4 hari saja,” ungkap dia.
Selain itu, tambah Ansar, evaluasi pelaksanaan APBD Kepri TA 2022 sebesar Rp 3,9. Realisasi keuangan mencapai 98 persen, baik belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga serta belanja transfer.(Zpl)