GOTVNEWS, Yarusalem – Menteri Israel, Amichai Eliyahu kembali menuai kontroversi usai mengancam untuk menghapus bulan Ramadhan dan mengabaikan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama bulan suci tersebut.
Pernyataan Politikus dari partai ekstremis, Otzma Yehudit menyusul kabar kebocoran keamanan Israel yang mengindikasikan kekhawatiran akan terjadinya peningkatan situasi di Tepi Barat yang diduduki al-Quds Timur selama bulan Ramadhan.
Hal ini sebagai akibat dari perang Israel di Gaza dan pembatasan yang diberlakukan rezim pemerintah Tel Aviv terkait aturan beribadah di Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan.
Bulan lalu, Channel 13 Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memerintahkan pembatasan akses warga Palestina ke Masjid al-Aqsa selama bulan Ramadan.
Dengan terbatasnya akses ke tempat suci untuk beribadah, maka ini akan menimbulkan konflik yang sulit terbendung.
Belum lagi, langkah Israel untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat pada bulan Ramadan dianggap sangat provokatif dan berbahaya oleh banyak pengamat dan kelompok hak asasi manusia.
Oleh sebab itu, Amichai Eliyahu menyerukan agar bulan suci Ramadan dihapuskan.
Hal ini bukan kali pertama Eliyahu membuat pernyataan kontrovesial. Pada bulan November, Eliyahu mengatakan menjatuhkan “bom nuklir” di Jalur Gaza adalah sebuah pilihan.(Frh)