GOTVNEWS, Jakarta – Tidak ada pantangan bagi pengidap diabetes yang ingin menjalankan puasa, asalkan kadar gula darahnya terkontrol dengan baik. Hal ini juga termasuk puasa di bulan Ramadan.
Meski sering dianjurkan untuk makan teratur guna mengontrol gula darah, puasa justru dapat memberikan manfaat signifikan bagi pengidap diabetes jika dilakukan dengan tepat. Bahkan, sejumlah penelitian telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan pengidap diabetes. Berikut ulasan lengkapnya.
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berpuasa?
Mengutip dari Halodoc, saat berpuasa, tubuh akan mengalami perubahan tergantung pada lamanya puasa. Biasanya, tubuh memasuki fase puasa setelah delapan jam atau lebih tidak mengonsumsi makanan.
Awalnya, tubuh menggunakan glukosa yang tersimpan sebagai sumber energi. Setelah itu, tubuh akan memecah simpanan lemak untuk dijadikan energi. Proses ini ternyata dapat membantu mengontrol glukosa darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol.
Manfaat Puasa bagi Pengidap Diabetes
1. Mengontrol Gula Darah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kontrol gula darah, terutama bagi pengidap diabetes tipe 2.
Studi berjudul Effects of Intermittent Fasting on Health Markers in Those with Type 2 Diabetes: A Pilot Study menemukan bahwa puasa intermiten jangka pendek mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan. Selain itu, puasa juga dapat mengurangi resistensi insulin, sehingga tubuh lebih efisien dalam mengangkut glukosa ke sel-sel.
2. Melawan Peradangan
Diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dapat memicu peradangan dan komplikasi serius. Penelitian berjudul Intermittent Fasting During Ramadan Attenuates Proinflammatory Cytokines and Immune Cells in Healthy Subjects menunjukkan bahwa puasa intermiten selama satu bulan dapat menurunkan tingkat peradangan secara signifikan.
3. Menjaga Kesehatan Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di dunia dan erat kaitannya dengan diabetes tipe 2. Sebuah penelitian kecil mengungkapkan bahwa puasa selama delapan minggu dapat mengurangi kadar kolesterol LDL dan trigliserida darah masing-masing sebesar 25 persen dan 32 persen.
Studi lain juga mengaitkan puasa dengan penurunan risiko penyakit arteri koroner dan diabetes, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
4. Meningkatkan Fungsi Otak
Studi berjudul Chronic Intermittent Fasting Improves Cognitive Functions and Brain Structures in Mice menemukan bahwa puasa intermiten selama 11 bulan dapat meningkatkan fungsi dan struktur otak pada tikus. Meski penelitian pada manusia masih terbatas, temuan ini menunjukkan potensi puasa dalam meningkatkan kesehatan otak.
5. Menunda Penuaan
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa dapat memperlambat penuaan dan memperpanjang umur. Misalnya, tikus yang berpuasa setiap hari hidup 83% lebih lama daripada tikus yang tidak berpuasa. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efek ini pada manusia.
Hal yang Perlu Diperhatikan Pengidap Diabetes
Meski puasa memiliki banyak manfaat, pengidap diabetes perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa. Bagi pengidap diabetes dengan rata-rata nilai gula darah di atas 300 mg/dL atau yang mengalami hipoglikemia berat dalam tiga bulan terakhir, puasa tidak dianjurkan.
Pengidap diabetes yang menggunakan insulin atau obat-obatan juga perlu berhati-hati, karena mengurangi asupan makanan dapat menyebabkan hipoglikemia (gula darah terlalu rendah). Gejala hipoglikemia meliputi lekas marah, detak jantung cepat, gugup, berkeringat berlebihan, dan rasa panas dingin.
Dengan persiapan dan pengawasan yang tepat, puasa dapat menjadi cara efektif bagi pengidap diabetes untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. (Alt)