“Mereka boleh menggunakan hp di Sekolah namun pelajaran tertentu, setelah pelajaran tertentu berkahir. Mereka tidak boleh menggunakan hp di sekolah,” sebutnya.
Hasan sangat mengapresiasi kehadiran rumah perlindungan anak dan perempuan ini tinggal bagaiman kolabobrasi antara pemerintah dengan masyarakat.
“Disini fasilitasnya sudah sangat lengkap, tinggal bagaimana kita pemerintah dan lapisan masyarakat mau gak menyelesaikan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DP3APM Kota Tanjungpinang, Rustam mengatakan, fasilitas yang dimiliki dirumah perlindungan tersebut cukup lengkat, termasuk ketersediaan konselor dan psikolog.
Menurut Rustam, keberadaan rumah perlindungan itu sangat penting. Karena, selama ini jika terjadi kasus yang membutuhkan rumah perlindungan selalu dikirim ke Puspaga Provinsi Kepri.
“Jadi orang tua yang memiliki anak bermasalah bisa kesini untuk berkonsultasi,” sebutnya. (San)
