Gaya Hidup

Ini Sosok Muslim Terkaya Pertama yang Mengorbankan Segalanya untuk Islam

GOTVNEWS, Tanjungpinang – Dalam sejarah Islam, sosok Khadijah binti Khuwailid dikenal bukan hanya sebagai istri Nabi Muhammad SAW, tetapi juga sebagai muslim terkaya pertama di dunia. Sebelum memeluk Islam, ia adalah seorang pedagang sukses.

Karen Armstrong, dalam bukunya Muhammad Sang Nabi (2001), mengungkapkan bahwa Khadijah adalah salah satu orang pertama yang memeluk Islam. Ia menerima ajaran Islam sebagai seorang istri Nabi Muhammad, bersama dengan anak-anaknya, seperti Ali, Zaid, dan keempat putri Nabi.

Namun, yang mungkin belum banyak diketahui, Khadijah adalah seorang miliarder pada zamannya. Sebelum memeluk Islam, ia adalah seorang pedagang sukses dengan jaringan bisnis besar yang meliputi perdagangan dari Makkah ke Damaskus dan Yaman. Bisnis ini merupakan warisan dari suaminya yang terdahulu.

Menurut Resit Haylamaz dalam Khadija: The First Muslim and the Wife of the Prophet Muhammad (2007), Khadijah sering terlibat langsung dalam pengelolaan bisnisnya atau menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada orang-orang kepercayaannya. 

Salah satu orang kepercayaan yang paling diandalkan adalah Muhammad bin Abi Thalib, seorang pemuda Quraisy yang dikenal jujur, amanah, dan rendah hati.

Kejujuran dan keberhasilan Muhammad dalam menjalankan bisnis membuat Khadijah terkesan. Hal ini kemudian menjadi awal kisah cinta mereka hingga pernikahan yang membawa Khadijah kepada Islam.

Setelah menjadi muslim, pandangan Khadijah terhadap kekayaan berubah drastis. Ajaran Islam membuatnya sadar bahwa harta yang melimpah tidak memiliki arti jika tidak digunakan untuk tujuan yang bermanfaat.

“Karena itulah Khadijah menginginkan kekayaannya jadi tak terhingga, sehingga dia bisa membelanjakan harta itu untuk tujuan Nabi Muhammad,” tulis Resit Haylamaz dikutip dari CNBCIndonesia.

Sejak saat itu, Khadijah dan Nabi Muhammad menggunakan harta mereka untuk membantu orang miskin, membebaskan budak, dan memberikan makan kepada mereka yang membutuhkan. Khadijah mengorbankan seluruh kekayaannya di jalan Allah, hingga pada akhirnya ia hidup dalam kemiskinan.

Selama 10 tahun pertama misi kenabian Nabi Muhammad, Khadijah yang dulunya kaya raya menjadi tidak memiliki apa-apa. Ketika Khadijah meninggal pada tahun 619 Masehi di usia 65 tahun, ia bahkan tidak memiliki kain kafan untuk membungkus jenazahnya.

Dalam kisah yang diabadikan oleh sumber tradisional Islam, Malaikat Jibril turun membawa kain kafan dari surga untuk Khadijah, sebagai bentuk penghormatan atas pengorbanannya yang luar biasa.

Khadijah adalah teladan luar biasa tentang bagaimana kekayaan dapat menjadi sarana untuk mencapai keberkahan, bukan sekadar simbol kemewahan. Ia tidak hanya menjadi Muslim terkaya pertama di dunia, tetapi juga menjadi simbol pengorbanan tanpa pamrih untuk agama yang baru ia peluk. (Alt)

Berita Terkait