GOTVNEWS, Bintan – Rencana pembangunan Dam Estuari yang berpotensi memengaruhi lima wilayah kelurahan dan desa di Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan terus berjalan. Proyek ini pun masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Pembangunan ini diperkirakan akan berdampak pada Desa Pengujan, Desa Penaga, Desa Bintan Buyu, Desa Tembeling, dan Kelurahan Tembeling Tanjung.
Bupati Bintan, Roby Kurniawan menyebut keputusan akhir terkait pembangunan ini akan dibuat secara bersama-sama. Ia berharap, pembangunan Dam Teluk Bintan dapat dilaksanakan tanpa menimbulkan dampak relokasi yang besar bagi masyarakat.
Ia menekankan pentingnya kajian yang memperhatikan kondisi masyarakat dan alam saat ini.
“Sejak ditetapkan sebagai PSN, kami sudah diskusikan di Kementerian bersama Dirjen. Jika proyek tersebut dilaksanakan, harus melihat kesesuaian dengan desain masyarakat dan juga kondisi wilayah di Bintan saat ini,” kata Roby pada Senin (17/3/2025).
Meskipun investasi pembangunan dam ini dianggap penting, Roby menginginkan dampak terhadap masyarakat dapat diminimalkan.
“Jadi ini masih tahap kajian-kajian dan juga revisi desain pasca pertemuan pertama beberapa waktu lalu. Selanjutnya nanti akan dilakukan pembahasan secara terbuka kondisinya seperti apa,” ungkapnya.
Saat ditanya tentang target penyelesaian sosialisasi atau desain proyek, Roby menjelaskan bahwa waktu pelaksanaan masih cukup lama. Ia menyebutkan desain yang diajukan oleh PT Moya akan disampaikan pada bulan Juni mendatang.
“Nanti kalau (Juni) desain dari PT Moya sudah ada, akan disampaikan dulu ke Pemerintah Pusat untuk dibahas bersama,” imbuhnya.
“Apakah nanti ini akan disetujui atau tidak belum tahu, ini kan prosesnya masih panjang dan akan diputuskan secara bersama-sama apakah dilanjutkan atau tidak,” tutupnya.
Sementara itu, Camat Teluk Bintan, Waliyar Rachman, menyatakan bahwa pembangunan Dam Teluk Bintan direncanakan berdampak pada lima wilayah kelurahan dan desa di kecamatan tersebut.
“Rencana gambarannya kan dibangun dam dengan titik air setinggi 1,5 meter di atas titik tertinggi pasang air laut. Kemungkinan banyak wilayah permukiman, jalan, dan sebagainya akan terdampak,” ujarnya.
“Tapi nanti seperti apa akan dibahas lagi. Ini baru perencanaan dan akan dilakukan kajian dan penelitian lapangan,” pungkasnya. (Mhd)