TERBARU

Metropolis

BKKBN Kepri Ungkap Penyebab Stunting, Ada 4 Terlalu yang Perlu Diantisipasi

GOTVNEWS, Tanjungpinang – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana atau BKKBN Kepri mengungkap beberapa faktor penyumbang kasus stunting saat ini yang dikenal dengan istilah 4 terlalu, berikut penjelasannya.

Kepala BKKBN Kepri, Rohina ditemui disela-sela kegiatan Rakerda BKKBN Kepri, di Hotel CK Tanjungpinang, Kamis (2/2/2023) siang tadi, menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat kasus stunting pada anak masih terjadi saat ini, antara dijelaskan melalui istilah 4 terlalu.

“Faktor yang terbesar dalam kasus stunting adalah 4 terlalu, yakni terlalu muda saat melahirkan, terlalu tua saat melahirkan, terlalu sering melahirkan dan terlalu banyak anaknya,” jelas Rohina.

Rohina melanjutkan, selain dari 4 faktor diatas, ada beberapa faktor lainnya seperti lingkungan rumah tidak layak huni, serta pola asuh anak yang tidak memenuhi standar gizi anak lantaran banyak orang tua yang terlalu sibuk bekerja, sehingga gizi anak tidak terakomodir dengan baik.

“Dengan kondisi ini kita perlu melakukan upaya edukasi yang massif kepada masyarakat, tentang pentingnya pemenuhan gizi anak, sejak 1000 hari pertama kehidupan, terutama anak di usia 2 tahun pertama,”ujar Rohina.

Stunting adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memprihatinkan. Stunting terjadi akibat kurangnya asupan gizi dan nutrisi yang diperoleh oleh anak sejak masih dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Beberapa faktor yang menyebabkan stunting antara lain:

  • Kekurangan asupan gizi, seperti protein, vitamin, dan mineral.
  • Sanitasi buruk dan air bersih yang tidak tersedia, yang membuat anak mudah tertular penyakit dan memperparah kondisi gizinya.
  • Kurangnya akses ke pendidikan dan informasi tentang gizi yang benar, sehingga ibu tidak mengetahui bagaimana memberikan asupan gizi yang baik bagi anak.
  • Diskriminasi terhadap anak perempuan, sehingga mereka kurang mendapat perhatian dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
  • Lingkungan dan faktor sosial ekonomi, seperti kemiskinan dan keterbatasan akses ke layanan kesehatan.

Menurut data WHO, sekitar 149 juta anak di seluruh dunia mengalami stunting. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya preventif dan kuratif untuk memerangi stunting dan memastikan anak-anak memperoleh gizi dan nutrisi yang baik.(Drl)

Berita Terkait